Budaya Rasulan di Gunungkidul Perpaduan Antara Budaya dan Agama

AdminGK
3 Min Read
Budaya Rasulan di Gunungkidul

Gunungkidulupdate.com – Budaya Rasulan di Gunungkidul | Setiap musim panen tiba di Gunungkidul para masyarakat selalu menyambutnya dengan tradisi atau budaya rasulan. 

Budaya rasulan di Gunungkidul merupakan ungkapan rasa syukur yang terlihat dalam tradisi rasulan ini dan menjadi suatu kearifan lokal yang membudaya. 

Budaya rasulan di Gunungkidul ini biasanya terdapat kegiatan bersih dusun, kirab gunungan, slametan dan pentas seni. 

Budaya Rasulan di Gunungkidul
Budaya Rasulan di Gunungkidul

Kegiatan ini juga memiliki nilai keislaman dalam tradisi ini sehingga secara garis besar meliputi pendidikan akidah dan pendidikan akhlak. Kegiatan ini juga merupakan tradisi yang dilestarikan dan diselenggarakan dari jaman dahulu kala oleh masyarakat Gunungkidul. 

- Advertisement -
Ad imageAd image

Kegiatan ini diselenggarakan oleh para petani setelah masa panen tiba sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Waktu pelaksanaannya pun berbeda tergantung pada weton padukuhan tersebut. 

Biasanya budaya rasulan di Gunungkidul ini tidak ditetapkan tanggal berapa sesuai dengan hari atau weton pasaran yang pastinya selalu diadakan pada bulan Agustus setelah memperingati hari Kemerdekaan Indonesia. 

Kegiatan ini juga dilakukan sebagai bentuk rasa syukur terhadap panen hasil bumi yang melimpah sekaligus merti atau bersih desa mengharapkan keselamatan dan menolak mara bahaya terhadap seluruh warga desa. 

Tradisi ini dapat ditemui di hampir seluruh desa di Gunungkidul bahkan beberapa desa juga menyelenggarakannya dalam level pedukuhan.

Waktu pelaksanaannya tak selalu sama antar wilayah karena Rasulan diselenggarakan atas kesepakatan warga desa setelah mendapat penentuan atau persetujuan waktu pelaksanaan dari panitia-panitia desa setempat, biasanya diselenggarakan setelah panen raya atau menjelang musim kemarau. 

Baca Juga : Petani Dengok Bersholawat Bersama Ketua DPRD Gunungkidul

Biasanya hari pertama, diadakan bersih desa dan Gendurenan biasanya diadakan lomba menghias sego ingkung se menarik mungkin per desa. 

  • Hari kedua biasanya diadakan Lomba-lomba antar desa, sepak bola, volley, dan badminton. 
  • Hari ke tiga biasanya diadakan jalan sehat se kelurahan tua muda campur dan ada pembagian doorprize untuk peserta jalan sehat. 
  • Hari ke empat biasanya diadakan Karnaval atau kirab budaya se kelurahan dan pada malamnya diadakan pagelaran wayang kulit semalam suntuk. 

Rasulan telah dikemas menjadi salah satu event budaya khas lokal dan pengembangan wisata di kawasan Desa di Gunungkidul.

Pada tradisi rasulan, puncak keramaian biasanya terjadi pada saat diselenggarakannya kegiatan kirab dan Pagelaran Wayang Kulit. 

Kirab adalah semacam karnaval atau arak- arakan mengelilingi desa dengan membawa tumpengan atau sajian berupa hasil panen seperti pisang, jagung, padi, dan sebagainya. 

Setelah upacara persembahan tumpengan atau kirab, rasulan dilanjutkan dengan melakukan doa bersama di balai padukuhan untuk ketentraman dan keselamatan seluruh warga. 

Tradisi rasulan merupakan aset budaya yang harus dipertahankan, karena dengan jiwa kebersamaan dan semangat gotong-royong, maka keharmonisan masyarakat dapat terwujud. 

Selain sebagai sarana untuk memupuk semangat kekeluargaan, tradisi ini juga menjadi salah satu wadah untuk melestarikan kesenian daerah.

Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *