TANJUNGSARI-KAMIS LEGI | Pantai Drini Kalurahan Banjarejo, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, D.I. Yogyakarta merupakan salah satu Pantai Istimewa, sehingga tak heran jika Pantai Drini menjadi Objek Wisata Pantai Primadona bagi para wisatawan baik local maupun manca negara.
Pantai Drini memiliki ciri khas yang berbeda dan tak dapat ditemukan di objek wisata pantai lainya. Sebuah pulau karang kecil namun sangat kokoh berdiri di bibir pantai.
Pulau kecil tersebut membelah pantai menjadi dua bagian. Tak hanya itu terbelahnya pantai menciptakan dua karakter yang berbeda bahkan dapat dibilang bertolak belakang.
Pada bagian Timur Pantai Drini memiliki karakter yang tenang, maka tak heran jika para pengunjung betah berlama lama berada di tempat ini.
Selain tenang di sisi Timur juga dangkal dan sedikit karang sehingga di tempat ini mereka dapat dengan leluasa bermain Perahu Kano.
Sedang di bagian Barat memiliki karakter garang, sehingga Pantai Drini merupakan sebuah pantai istimewa dengan karakter ganda meski perbedaan karakter ini hanya di batasi oleh sebuah pulau kecil yang disebut Pulau Drini.
Suprihatin seorang tokoh yang juga politisi sekaligus Ketua Pokdarwis Midodaren Banjarejo, Tanjungsari mengisahkan cerita misteri di balik ketenaran Pantai Drini.
Menurutnya, Pulau Drini menyimpan misteri dan sejarah Raja Brawijaya Majapahit hingga berdirinya Keraton Ngayogyokarto Hadiningrat.
“Pulau Drini sebuah bukit yang ada di tengah laut selatan menjadi saksi dan kunci dari misteri yang belum banyak diketahui public,” ungakap Suprihatin.
Diceritakan Suprih begitu panggilan akrabnya, nama Drini sendiri, konon diambil dari nama sebuah pohon yang dipercaya mampu menjadi penawar racun binatang berbisa.
“Namun, pohon Drini tidak bisa dikembangkan di daerah lain sehingga menjadi tumbuhan langka yang susah dicari. Bagi masyarakat yang tahu Pohon Drini merupakan salah satu pohon bertuah,” ucapnya.
Sementara cerita rakyat setempat yang berkembang dan diyakini hingga saat ini pohon Drini yang berada di pulau kecil membelah pantai tersebut asal muasalnya dari tetesan air mata Sang Permaisuri Raja Brawijaya V yang sempat singgah di pulau ini dalam pelariannya.
Lantaran merasa sedih (Nelangsa:Jawa,red), dikisahkan Suprih, Permaisuri Brawijaya V dalam pelarianya menangis. Tetesan air mata Sang Permaisuri tersebut jatuh di batu karang dan tumbuhlah sebuah pohon yang kemudian dikenal dengan nama Pohon Drini.
Pohon Drini tumbuh di Pulau Kecil yang membelah pantai sehingga pulau inipun dinamakan Pulau Drini sekaligus menjadi nama pantai hingga saat ini.
Seiring berjalanya waktu Pantai Drini mulai berkembang pesat. Sejak dibuka untuk umum pada tahun 1984 hingga saat ini kunjungan wisata terus bertambah, meski awalnya hanya untuk para nelayan mencari ikan.
Berbagai fasilitas telah dibangun, mulai dari lapak pedagang, gazebo, hingga penginapan.
Pulau kecil yang membelah Pantai Drini juga mulai dibangun oleh Pokdarwis setempat, salah satunya yakni jembatan sehingga memudahkan para pengunjung yang akan menuju Pulau Drini.
Sementara, di atas pulau inipun juga telah banyak mengalami perubahan seperti adanya pagar pengaman dan fasilitas lain yang dapat menambah kenyamanan pengunjung.
Selain memiliki keindahan pantai yang istimewa wisatawan juga dapat menikmati kuliner ikan laut segar. Salah satunya yakni warung makan Segoro Madu “Mbak Mar”.
Berbagai menu makanan super lezat dapat dengan mudah ditemukan di sini seperti halnya, ikan, udang lobster, cumi, kerang, undur-undur, hingga rumput laut. Sembari menikmati kuliner pengujungpun juga dimanjakan dengan pemandangan lepas pantai.
(Hrd)
The post Drini Pantai Istimewa di Gunungkidul, dua Karakter Berdampingan appeared first on infogunungkidul.